Sabtu, 16 Agustus 2014

Untuk Cinta




Aku mencintaimu dalam hening
Aku mencintaimu dalam angan
Aku mencintaimu dalam semu
Aku mencintaimu dalam hampa

Penggalan puisi itu adalah tentang aku. Aku dalam andil mencintaimu. Kamu yang selalu ku puja. Apakah kamu merasa tentang rasa itu? Aku berdiri di sini karena rasa itu. Berharap kamu pun mencintaiku dengan tulus. Aku mencintaimu selamanya.
                
Untuk Miftah tercinta.

Dari Setya yang mencintaimu.






Rabu, 06 Agustus 2014

Curahan Hati

Hampir 2 tahun lamanya aku menjalin cinta dengan orang yang aku cintai. Waktu demi waktu aku nikmati meski itu bahagia maupun sedih. Namun, ketika aku harus tersenyum, aku pun tersenyum dengan ikhlas. Begitu pun, ketika aku harus menangis, aku pun menangis dengan ikhlas tapi terkadang tidak ikhlas.

Dia yang Tuhan kirimkan untukku, mungkin belum tepat. Aku paham bahwa jodoh adalah kuasa Tuhan. Rasa terlanjur mencintai adalah rasa yang lara dan perih. Rela menitikan air mata demi orang yang aku cintai. Kemanakah sekarang berlayar? Masihkah berteduh dalam hatiku?

Kasih, cinta dan rindu ini sungguh dari hati untuknya. Kasih ini begitu suci. Cinta ini begitu besar. Rindu ini begitu dalam. Aku mencintainya karena Tuhan.

Pasrah dengan kuasa Tuhan adalah langkah yang andil membela perasaanku. Sulit memang, melupakan orang yang sangat dicintai. Tak pernah tahu mengapa semua ini harus terjadi. Seandainya dia mengetahui, bahwa dalam setiap sujudku selalu terselip doa untuknya.

Ikhlas adalah rasa yang harus bisa aku terapkan dalam setiap langkah mencintai. Semoga dia yang aku cintai selalu bisa merasakan kebahagiaan.

Salam hangat untukmu yang aku cintai.

*M